Menguji Image Diri?
Masih blog walking. Masi menelusuri apa sih yang kau tulis di blog kontradiktif itu.
Terus membaca seperti orang ketagihan, dan menemukan tiba2 kau bercerita tentang diriku di situ.
Tentu saja dengan versi dual persons-mu itu.
Aku secara spontan ingin langsung join komunitas itu, hanya untuk berteriak di sana, hey... bukan begitu ceritanya.
Jangan menambah2i sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Tapi tak mengapalah. Akal sehatku tiba2 mengambil alih.
Bukan hal yang besar juga.
Aku juga sering kali menggunakan cara seperti itu untuk menciptakan sebuah kisah menarik versiku demi membawa seseorang pada pola pikirku, demi membuat orang lain mengerti my point of view.
Tapi lucu juga.
Pembahasan tentang cold reading masih membawa2 aku, meski kau tidak menyebut namaku secara langsung. Padahal itu sudah terjadi begitu lama..
Harusnya level kejeniusanmu bukan diukur dari tuduhan easy cold reading atas diriku. Tapi ukurlah dengan tuduhanmu bahwa orang lain itu adalah aku.
Bukankah agak menggelikan, master of cold reading bisa 2x salah mengenali aku, menuduh 2 orang aneh lainnya sebagai aku? Sementara aku yang sesungguhnya berjalan di depan matamu, dan tidak bisa kau kenali?
Bukankah menggelikan kalau aku yang polos, naif, bodoh, ternyata menjadi sahabat terdekat, temanmu sendiri yang paling jenius? Orang yang paling kalian hormati dan hargai karena pemikiran2nya yang hebat, justru sahabat terbaiknya adalah aku?
Bukankah menggelikan kalau aku senaif itu, dan temanmu yang jenius itu memilih menjadikan aku kawan diskusi terdekatnya bahkan dibanding dirimu?
Bukankah sangat menggelikan, bahwa kau mengagumi seseorang, memujinya dengan hebat di hadapan semua orang, tanpa tau bahwa orang itu adalah salah satu karakter yang aku ciptakan?
Persoalan dengan para orang2 jenius adalah ini:
Mereka terlalu angkuh dan melihat diri sendiri terlalu tinggi.
Mereka tidak bisa membedakan antara kualitas dan kasih sayang.
Sehingga semua orang yang mengasihi mereka, dianggap terlalu mudah ditaklukkan. Terlalu mudah dikalahkan.
Karena keterbiasaan.
Let me show you the real story, brother.
Cold reading lu itu mentah.
It works, buat yang lain.
Tapi gw sudah membaca langkah lu jauh daripada sekedar those easy cold readings.
Gw berhutang banyak ke lu.
Untuk semua pembentukan persepsi tentang hidup yang menjadikan gw seperti hari ini.
Karena itu gw mencari lu setelah 6 tahun gw kehilangan lu.
Tapi semua yang lu lakuin ke gw, menjadikannya segalanya impas.
Karena bukankah lebih baik, sebuah batu kilangan diikatkan kepadamu, dan biarlah kau ditenggelamkan ke dasar laut?
Komentar
Posting Komentar