I hate you!

Image result for brain personality




Sampai di satu titik dalam hidup, manusia memang harus menjalaninya seorang diri. Benar2 seorang diri.
Sahabat hanya akan hadir sampai di kondisi tertentu.
Bahkan kekasih.
Selalu seperti itu.

Sejenak terhenyak dengan perkataan seorang asing di sebuah forum.
"Dia hanya butuh telinga untuk mendengar, dan bahu untuk bersandar."

Airmataku sempat menetes.

Aku tau itu hanya sebuah ucapan tidak serius, tapi kadang sesuatu yang asal terucap bisa menancap begitu dalam :)

Entah kenapa perasaan sendirian menyergapku dengan keras hari2 ini.
Perpaduan antara kesendirian, dan kesunyian, dan perjuangan yang sangat berat, juga menurunnya kadar sukacita benar2 membuat aku merasa ditinggalkan.

Oh sudahlah, tidak usah membicarakan orang2 yang sangat aku rindukan untuk berada di sisiku hari2 ini.
Aku sudah belajar untuk menghadapi hidup seorang diri, dan menghadapi segala sesuatu sendirian.
Jangan pernah percaya pada apa yang seseorang katakan.
Bahkan jika mereka bersumpah akan menjagaku seumur hidup, atau berjanji untuk selalu ada kapanpun bagiku, aku sudah belajar untuk mengiyakan saja, tapi janganlah berharap.
Sebab hari ini, sebaiknya tidak usah mempercayai siapapun.

Karena mereka diombang-ambingkan oleh gejolak emosi mereka sendiri, lalu memberi janji2 yang sepertinya pantas untuk dipercayai.
Lalu setelah waktu berlalu, mereka akan sadar bahwa itu mungkin bukanlah yang mereka sebenarnya inginkan. Dan lalu melupakan semua yang pernah diucapkan.

Tapi aku tidak akan duduk berdiam di pojok ruangan dengan airmata di wajahku menangisi mengapa begitu banyaknya orang pengecut yang sangat ketakutan, bahkan jika dihadapkan dengan ucapan mereka sendiri.
Tidak pantas.
Sebaliknya, aku menyadari bahwa hidup itu jangan pernah mempercayai siapapun.
Dan tidak ada yang salah dengan ketidakpercayaan itu.
Bukankah itu adalah sebuah cara proteksi diri?
Melindungi diri sendiri dari dunia yang kejam, dunia dengan segala paradigma dan permainannya yang kejam.. dunia dengan segala janji omong kosongnya.

Di dalam sini, ada seseorang yang sangat tulus dengan hati lembut penuh kebaikan.
Tidak pernah berprasangka buruk, dan selalu memikirkan semua yang disebut kebajikan.
Memberi segala sesuatu yang ada padanya untuk orang yang dikasihinya.
Sayangnya dia sangat rapuh.

Sehingga untuk membuat dia tetap hidup, dan bukannya mati di dalam luka, seseorang yang lain harus mengambil alih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Is A Verb

- I love you.

Menulis Kisah Cinta