Persahabatan kan kekal bila Kau beserta


Image result for we are friends



Aku bukan teman yang baik.
Dulu, aku selalu berpikir sebaliknya.
Aku selalu berpikir bahwa akulah sahabat terbaik di dunia yang seseorang bisa miliki.
Sampai keadaan dan begitu banyaknya situasi ternyata mampu mengubah banyak hal di dalam persahabatan.

Aku menulis ini karena tiba2 teringat dengan seseorang, yang ku sakiti belum lama ini karena keterbatasanku sebagai manusia.
Keterbatasanku menyediakan solusi untuk diriku sendiri, juga keterbatasanku mengendalikan apa yang bisa terjadi dalam kehidupan.

Aku juga tidak tau apakah kali ini aku akan kehilangan seorang sahabat yang sangat baik atau tidak.
Sebab meskipun akhirnya aku akan kehilangan juga, aku tidak akan membela diriku.
Aku memang bukan teman yang baik.
Aku tidak mampu mengendalikan banyak hal.
Kekuasaanku terbatas, tidak peduli betapa inginnya aku mengendalikan semua hal.

Jikalau dia pergi, biarlah dia pergi.
Dan waktu ini akan aku gunakan untuk merenung, sebuah perenungan panjang tentang sampai di mana batasan2 sesungguhnya yang bisa aku pengaruhi. Atau sampai di mana free will bisa digunakan.
Meskipun aku bukan tipe manusia yang sebentar2 melempar kesimpulan kepada destiny, tapi aku tetap harus mengakui bahwa ada garis yang terus mengikuti kehidupan dan menarik kembali manusia yang berjalan melampaui apa yang harus dijalaninya.

Apakah kau percaya takdir?
Baru beberapa jam yang lalu aku merenung banyak juga tentang takdir.
Sebagai sebuah caraku menikmati perebutan tempat2 persepsi tentang kematian dan kehidupan yang masih terus berkecamuk.

Tuhan, selama ini aku selalu percaya bahwa seorang sahabat, bagiku jauh lebih berharga dari semua kesalahan yang dilakukannya.
Aku mengampuni begitu banyak orang karena memegang teguh sikap hati itu.
Saat ini aku berharap, di dalam masa kesesakan, di dalam keterbatasan yang sering menyebalkan dan memuakkan ini, aku juga masih beroleh pengampunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- I love you.