The Magical of Name 01

Image result for baby names



Barusan mendengar cerita 2 orang teman tentang anak mereka.
Sama2 anak satu2nya.
Dengan nama panggilan yang sama juga :D
Yang sering membuat aku suka bilang, nanti kalau punya anak, mau aku kasi nama dengan nama panggilan yang sama juga. Biar kompak. Hahaha..
Meski sebenarnya dalam hati sempat bertanya, kenapa bisa begitu kebetulan yah namanya sama?
Apa mungkin mereka berdua rentang usianya sangat dekat, di mana nama yang diberikan untuk anak2 mereka itu lagi trend di era mereka? :D
Karena, salah seorang leader aku di komunitas sosial dulu, yang usianya juga sekitaran usia 2 temanku itu, menamakan anaknya dengan nama yang sama. Hahahahaha..

Dan aku, luar biasa tertarik dengan sebuah nama.
Melihat abram diganti namanya menjadi abraham, dan sarai menjadi sarah. Lalu kemudian yakub menjadi Israel, atau kemudian simon menjadi petrus, lalu saulus menjadi paulus..
aku tau bahwa ada sesuatu yang menakjubkan tentang sebuah nama.

Keyakinan itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa aku sangat suka melakukan "pengangkatan anak".
Aku sangat bergairah setiap kali memberi nama seorang anak.
Aku merasa seperti memberi keyakinan yang baru pada seseorang yang sangat muda (anak angkatku semua berusia 9 tahun sampai 20an).
Seperti memberi sebuah identitas baru.
Nama yang baru seperti memberi sebuah cara memandang image diri dengan cara yang sangat berbeda.

Bisa membayangkan bagaimana image diri seorang anak perempuan manis berusia 14 tahun bernama Mona, yang lahir dari seorang calling girl tanpa suami, yang menamakan anaknya Mona karena terinspirasi dari seorang calling girl seniornya yang bernama Mona, yang berhasil mengubah hidupnya dengan menikahi seorang pejabat berusia 60 tahun?
Dan bagaimana cara memandang dirinya sendiri berubah saat aku menunjukkan padanya lukisan Monalisa, dan memberitahu dia betapa mahalnya, dan luar biasanya lukisan monalisa itu, betapa agung karya itu, dan betapa bangganya setiap orang yang melihat lukisan itu langsung...
lalu mengatakan padanya, "You are my Monalisa.."
Lalu meskipun semua orang memanggil namanya Mona, dengan lancang aku mulai memanggilnya Lisa. Untuk mengingatkan dia terus, bahwa dia bukanlah Mona si calling girl yang menjadi inspirasi semua lonte di kawasan itu, karena berhasil menggaet pejabat 60 tahun.
Tapi dia my Lisa, my Mona Lisa, pribadi berharga dan membanggakan yang ada dalam pelukanku.

Dan kau tau apa yang terjadi kemudian?
Si Mona 14 tahun yang ke sekolah pun senang pake lipstick, dengan rok sekolah di atas lutut, dengan anting di telinga dan hidung, dan rapor yang merah semua, tiba2 mulai menanggalkan anting di hidungnya, memanjangkan roknya, berhenti pake lipstick ke sekolah, dan suatu hari dia dengan muka berbinar2 berlari kepadaku, memelukku, dan berkata,
"Mommy, besok aku mau mommy yang ke sekolah ngambil raporku. Satu, mamaku ga ada waktu. Dua, guruku mengatakan aku juara kelas. Lihatlah mommy, I'm your MonaLisa, kebanggaanmu."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Is A Verb

- I love you.

Menulis Kisah Cinta