The Magical of Name 03 - Name Above All Names




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6fulynBLT7bZOuJ9WmbsXP7giWd8CcPRDiAKjuik8a_U3f-uGI1cYYAhmTdGSqqv3Ml1VS9xWjsk_a76F9KP1Tr9zI_lhpsKCLhV_tgzokfpS_2D7bvrepnVHN45KFsSMWNmHngmGhjw/s1600/series+graphic+-+names+of+god+720_0.jpg



Memories adalah pembentuk diri kita yang hebat. Dan bukan hanya pembentuk diri saja, melainkan membentuk hampir seluruh kehidupan yang kita jalani.
Sebenarnya memories itu netral emosinya, tapi pemaknaan yang kita berikan pada setiap hal yang terjadi di hidup kita itu yang memberi muatan emosi negatif atau positif. Pemaknaan yang sengaja atau tidak sengaja, pemaknaan yang benar maupun yang keliru.
Sebuah peristiwa yang persis sama, bisa memberi pengaruh emosi yang sangat jauh berbeda untuk dua orang yang berbeda.. kita semua tau itu.

Perjumpaan pertama kali dengan diriMu di jalan itu, setelah peristiwa di camp rohani dengan doa Yesus-nya yang membosankan, terjadi kurang lebih dua bulan yang lalu. Entah apa yang ku ketik di layar gugelku, lalu aku terdampar ke sebuah web yang memuat sebuah artikel menarik yang diambil dari buku Anthony De Mello.
Aku tidak kenal si Anthony.
Satu2nya cowok bernama Anthony yang aku kenal adalah Anthony, si ganteng di komik Candy2. Oh yah, dan komik itu hingga hari ini tidak jelas di pikiranku.. apakah versi yang aku tau benar2 adalah versi kisah si Candy, ataukah yang selama ini ku ketahui adalah versi karanganku yang terpatri cantik di imajinasiku bertahun2 (aku sering sekali me-rewrite banyak cerita di otakku sendiri dan mempercayainya sebagai kisah aslinya).

Tapi kalau tidak salah ingat, Si Mello itu adalah salah seorang penulis rohani Katolik, yang mungkin tulisannya bisa dikategorikan sekelas dengan CS. Lewis di Protestant (eh, CS Lewis itu protestant bukan? hahahaha).

Aku tidak pernah tertarik dengan literatur katolik! Sungguh!
Mungkin otakku yang rada pas2an, sulit mencerna gaya bahasa katolik yang sangat kaku. Jenis tulisan yang sangat sulit ku pahami, karena terlanjur bosan!
Atau karakterku yang sanguine, dan cara belajarku yang dominan otak kanan, membuatku tidak cocok dengan tulisan2 gaya sastra sulit.
Hey, bukankah memang jauh lebih menarik jika pengajaran ditulis dalam bahasa sehari-hari, kalo perlu dengan gambar2 menarik, dan warna warni yang cantik? :P

Tapi lalu si Mello tiba2 menceritakan tentang tradisi yang disebut doa Nama, yang bukan saja terkenal dipraktekkan oleh gereja timur, tapi juga merupakan doa yang sangat populer di India, dan yang sangat dihormati oleh Mahatma Gandhi.
Nama Mahatma Gandhi menyentuhku.
Itu lho..
Orang yang sangat mengagumi Tuhan Yesus, dan yang menyesalkan para pengikut Yesus katanya sanga berbeda dengan Yesus...
Itu lho..
Orang yang datang ke gereja, tidak memakai sandal/sepatu? Dan HANYA karena itu, tidak diijinkan masuk oleh orang yang ada di depan gereja (usher kali yah?).
(catatan pribadi: kalau usher itu mempunyai hati Tuhan, yang tidak memandang apa yang manusia pakai di tubuhnya, mungkin hari ini mayoritas penduduk India adalah pengikut Kristus. but yeah, still, people made mistakes..)

Gandhi mengatakan, dia percaya bahwa nama Tuhan memiliki kekuatan yang sangat sangat besar, yang bisa menghancurkan penyakit apapun.. sehingga kalau dia mati karena penyakit, seluruh dunia akan tau bahwa dia seorang yang munafik.
(langsung googling, apakah gandhi mati karena sakit? tidak, dia dibunuh.)

Menyebut nama Tuhan juga bukan hanya dikenal di India dan dalam masyarakat Hindu, dalam masyarakat Muslim juga mengenal tentang mengulang dan menyebut nama Tuhan.
Begitu juga dengan masyarakat Yahudi.

Dan semakin aku mencari tau, aku semakin terheran-heran dengan betapa luarbiasanya menyebut dan mengulang-ulang nama Tuhan itu, terlepas dari apapun kepercayaan dan tradisinya.

Apakah selama ini aku salah mengartikan ayat yang berkata, Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan diselamatkan?
Apakah mungkin itu jauh lebih sederhana dari yang selama ini aku pahami? - Seperti yang sering diajarkan di gereja, Tuhan membuatnya sederhana, kita yang membuatnya sulit?

Dan pencarianku sampai di sebuah website non agama tapi agak kehindu2an (dalam arti mengatakan non agama tapi cenderung merujuk terus ke ajaran agama Hindu dan tradisi India)...
Dan web inilah yang paling gencar mengajarkan tentang mengulang-ulang nama Tuhan sesuai kepercayaan.
Bahkan mereka bukan hanya mengajarkan tentang kesembuhan dari mengulang nama Tuhan, juga tentang bagaimana nama Tuhan bisa menjernihkan hati nurani dan membersihkan alam bawah sadar manusia?
Whatttt??
Alam bawah sadar itu sangat kompleks.
Para hipnoterapist dibayar 1-2 juta per jam, hanya untuk membereskan persoalan di alam bawah sadar manusia!
Dan sesederhana mengulang nama Tuhan bisa membereskan semuanya? R u kiddin' me?
Ada beberapa hal yang tidak aku setujui yang mereka katakan di sana, tapi mau tidak mau aku akhirnya mengambil kesimpulan, there must be something dalam mengulang-ulang nama Tuhan ini.


Nah, dan di sinilah something fun mulai terjadi.

Sebenarnya tanpa berharap sesuatu terjadi, dan memulai dengan mentalitas who knows, mulailah aku mengulang-ulang nama Tuhan.
Bagaimanapun juga, aku bahkan sudah pernah berdoa bahasa roh 4 jam sehari, dan berdoa bapa kami salam maria 300x sehari, memangnya apa lagi yang tidak bisa ku lakukan? :D

Satu minggu berlalu... tidak terjadi apa2.
Selain ketenangan.
Tapi itu wajar menurutku.. normal.
Mengulang nama Tuhan otomatis akan membawa gelombang otak turun, dan itu artinya relaksasi. Perasaan damai itu biasa. Nothing special.

Masuk minggu kedua..
Tiba2, cuplikan2 memori nge-flash di otakku.
Lumayan banyak. Sehari sampai beberapa kali.
Cuplikan2 memori yang muncul begitu saja.
Aku tidak sementara memikirkan apapun, dan tidak pernah sekalipun memikirkan memori2 itu bahkan berbulan2, ada yg malah bertahun-tahun...
Just pop up.
Peristiwa2 yang menyedihkan, peristiwa2 yang menakutkan,... dan masih banyak hal lagi.
Semua kesalahan yang pernah aku perbuat, semua kebodohan.. juga semua hal buruk yang dilakukan orang.
Peristiwa2 penting, dan peristiwa2 sepele yang bermuatan emosi.

Tapi ada yang berbeda kali ini.
Memori2 yang bermunculan itu tiba2 kehilangan emosinya.

Memori yang sebelumnya setiap kali teringat, perasaanku akan kacau, entah marah atau sedih, tiba2 kehilangan emosi2 negatif itu.
Tidak ada kesedihan dan kemarahan yang tersisa sedikitpun.
Netral.
Dan aku tau, aku mulai sembuh.

Tapi sungguhkah mengulang nama Tuhan membersihkan alam bawah sadar kita?
Aku masih harus melakukan lebih banyak lagi eksperimen.
Kali ini, dan sudah beberapa hari berjalan, aku sementara melakukan percobaan Mengulang Nama Tuhan VS Mental Blocks.

Aku mungkin akan menceritakan hasilnya di tulisan The Magical of Name 04.
Atau, akan ku simpan sendiri saja, hahahaha.







Dia merendahkan diriNya, bahkan taat sampat mati.
Karena itu, Allah menganugerahkan kepadaNya Nama di atas segala Nama, sehingga di seluruh kolong langit ini, tidak ada Nama yang olehNya manusia bisa diselamatkan, selain di dalam Nama Yesus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Is A Verb

- I love you.

Menulis Kisah Cinta