Aku tau Kau mengingatku dan menghitung semua airmataku.

http://www.jeankeatonart.com/wp-content/uploads/2012/09/heavenlyDance.jpg



Belum lama ini ada sebuah KKR di kotaku.
KKR dengan nama dan tema yang sangat luar biasa familiar, karena KKR ini dibuat oleh keluarga rohaniku juga.

Seseorang meletakkan sebuah pamflet di depan pintu rumahku.

Lalu kemudian, aku juga diberikan kertas undangan yang sama saat sedang menumpang salah satu kendaraan aplikasi online.
Aku tersenyum saat melihat kertas undangan itu.
Hmm, masih agresif juga pikirku.
Aku tidak tau bahwa mereka lumayan agresif juga di sini.
Yah, sejak pindah ibukota daerah, aku lebih sering mendengar sepak terjang mereka. Sangat berbeda dengan saat tinggal persis di titik keramaian wisata kota terkenal di dunia ini.

Sesuatu yang aneh masuk menggelitik hatiku saat menerima kertas undangan itu.
Perasaan kerinduan yang sangat besar menyergapku.
Dan semua memori saat pelayanan dulu tiba2 bermunculan semua.
Hari2 yang dihabiskan untuk doa dan puasa, untuk training leader, rapat para gembala, juga jam-jam yang dihabiskan menangis dalam doa untuk perubahan banyak orang dan banyak situasi kembali dengan sempurna dalam ingatanku.
Wajah para sahabat... dan tentu saja wajah semua anak2ku dan suara2 mereka muncul dengan sempurna.
Mulai dari wajah gembala jakarta, yang menangis di ruang gembala senior karena aku baru saja mengatakan ingin mengundurkan diri dari pelayanan karena terluka oleh dia, PERSIS setelah dia baru saja turun dari mimbar dan habis mengkhotbahkan topik KASIH.
Sampai suaranya di telp saat dia mendapat kabar bahwa adikku meninggal.
Semuanya sangat jelas.
Seorang saudara dalam Tuhan yang sangat sukar diperoleh.

Juga semua wajah anak2ku muncul satu per satu.
Mulai dari anak laki2 kesayanganku, yang punya 5 saudara dari 5 ayah yang berbeda..
Sampai anak perempuan kesayanganku, yang membuat sebuah artikel dengan tema "mommy I miss u, where r u.." yang dipost nya di fb dan ditag-nya ke ratusan anak2 yang lain.
Sampai memory anak laki2 yang satu itu.
Yang pada suatu hari aku melihatnya di tepi jalan raya bersama kawan2nya, dari dalam angkot.
Dan J berkata, Turun! Temui dia. Karena ini terakhir kali kau akan melihat dia.
Dan aku menjawab, aku tidak bisa.. aku ada pertemuan di gereja, dan aku tidak bisa menundanya.
Lalu beberapa bulan kemudian, dia ditikam orang.
Lari ke sekretariat gereja, dan sambil mengeluarkan airmata dia bertanya, mana mami... kemudian meninggal.

Semuanya.
Semua kembali.
Semua yang berarti, dan semua yang sungguh melukai.

Aku menghubungi seorang temanku.
Teman yang sudah belasan tahun mengerti dunia pelayananku dari dulu.
Sebenarnya hanya ingin seorang teman bicara.
Karena aku tidak punya seorangpun lagi untuk bisa diajak berbicara.

Alih2 memberi hati dan telinga untuk mendengar, dia hanya berkata dengan singkat, "kamu sekarang sudah ga mungkin lagi pelayanan."
Dan aku tau apa yang dibicarakannya.
Aku tau persis apa maksudnya dengan bilang aku tidak mungkin pelayanan lagi saat ini.
Aku mengerti.
Terluka?
Mungkin tidak.
Tapi kecewa.
Entah apakah kecewa itu bisa menjadi bagian dari luka atau tidak.

Kadang seseorang justru diterima oleh dunia tanpa syarat.
Dan justru dihakimi dengan kejam di dalam rumah Tuhan.
Saat aku pertama kali melangkah keluar dari tembok-tembok gereja, satu hal penting yang aku pelajari, bahwa Tuhan benar2 berjalan di luar bait Allah seperti yang dilakukannya dulu.
Dia benar2 duduk makan bersama para pemungut cukai dan pelacur sampai hari ini.
Dia ada di kompleks2 yang para hamba Tuhan enggan menginjakkan kaki.
Dia membagikan cintaNya di sana.
Di tempat2 di mana gereja tidak sudi memasukinya.

Apakah aku kepahitan dengan gereja? Tidak. Tidak hari ini.
Kepahitanku sudah selesai 3 tahun sejak aku dikeluarkan dari sana.

Aku hanya sudah belajar, bahwa tidak ada yang patut kita banggakan.
Bahwa semuanya hanyalah kemurahan.
Dan bahwa segala kebaikan kita dan segala hal benar yang kita lakukan, adalah kain kotor di hadapan Tuhan.
Dan bahwa tidak ada seorang pun yang sungguh2 bisa hidup benar di hadapan Dia.
Apakah anda akan meminum air botol kemasan yang bertuliskan, 98% air bersih dan 2% air kotor?
Begitu juga dengan kekudusan.
98% hal benar dan suci yang kita lakukan, akan menjadi kotor dengan 2% hal kotor sisanya.

Tuhan sudah menghajarku dengan sangat keras, sehingga aku tidak berani lagi menunjuk jariku kepada para lonte dan gay, sambil percaya bahwa aku lebih baik dari mereka.
Termasuk, tidak berani lagi menudingkan jariku kepada para pendeta dan menghakimi apa yang mereka lakukan.

Tahun2 yang sangat sukar ini, aku sudah belajar meletakkan lututku di hadapan Tuhan, dan belajar mengakui bahwa aku tidak mengenal Dia.
Bahwa aku tidak tau apa yang ada di dalam pikiranNya.
Bahkan bahwa aku tidak berani lagi mengatakan yang ini benar dan yang ini keliru.
Dan kemudian berhenti memainkan permainan "tidak penting apa yang anda dan saya inginkan, yang penting adalah apa yang Tuhan inginkan, maka dengarlah.. saya akan mengatakan pada anda apa yang Tuhan inginkan."

Aku tau Kau mencintaiku.
Dan itu cukup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Is A Verb

- I love you.

Menulis Kisah Cinta