Beyond Understanding

Akhirnya aku jadi tau, mengapa J memaksaku untuk menceritakannya padamu. Aku bilang ke J, kalau aku sudah tau apa yang akan kau katakan jika aku menceritakannya. Dan benar, aku 100% benar. Kau bereaksi persis seperti yang sudah aku duga. Kau menghakimiku habis2an, dan aku menangis beberapa hari karena sakit hati. Tidak mengerti juga mengapa J tega menyuruh aku menceritakan apa yang aku lihat, karena aku yakin J pasti tau bahwa kau akan menghakimi aku sampai aku menangis berhari2. Aku masih ingat, setelah melakukan percakapan yang berat itu, percakapan yang diinginkan J itu, aku melirik J dan bilang, "See.. I've told You." Tapi hari ini, akhirnya aku tau kenapa J menyuruh aku menceritakannya kepadamu. Supaya suatu hari nanti, saat semuanya terjadi.. aku bisa menunjukkannya padamu, dan membuatmu melihat alasan mengapa bisa terjadi. --------------------------------------------------- Di lain pihak, ini membuatku lebih terang tentang satu hal lagi. Hal yan

Sudah setahun dear God. Sudah setahun aku meminta permintaan yang satu itu tanpa henti, tanpa lelah, tanpa putus asa. Tetap meminta karena percaya bahwa Tuhan hidup, dan memberi diriNya ditemui oleh yang tanpa putus asa mencari wajahNya. Dan dalam setahun ini berulang kali aku mengira aku sudah menemukan jawabannya. Berulang kali aku mengira Kau sudah menjawab. Tapi ternyata aku salah. Kau belum memberikan jawaban yang aku minta. Persis seperti Elia yang melihat api dan angin kencang, dan bertanya, Engkaukah itu Tuhan? Begitu banyaknya pengalaman rohani yang kami alami, membuat kami mengira bahwa mungkin Kau menunjukkan diri lewat cara yang sebelum2nya pernah Kau lakukan. Membuat kami mengira, mungkin kami akan tau saat Kau menjawab. Karena selama ini kami selalu mengetahuinya. Banyak teman2ku setahun ini sering membagi kisah dengan diriku tentang apa yang mereka lakukan di biara Karmel. Setahun ini sepertinya sudah terlalu banyak aku mendengar tentang Karmel. Ke manapun

Kadang-kadang, melihat sesuatu itu penuh dengan 2 sisi yang sering bertolakbelakang. Kalau yang dilihat itu adalah hal yang mudah diterima, tidak akan jadi masalah. Misalnya, kita melihat beberapa tahun depan kita punya mobil baru. Tidak ada konflik di penglihatan itu. Sangat jauh berbeda jika yang kita lihat adalah, seorang anggota keluarga yang sangat dekat di hati meninggal dunia. Atau banjir besar memenuhi kota. Itu biasanya menimbulkan konflik. Konflik kepercayaan. Mudah kan menerima bahwa beberapa tahun lagi punya mobil baru? Tapi orang yang kita cintai pergi selamanya? Tidak akan pernah mudah. Orang-orang yang tidak melihat, menganggap kita sangat hebat. Dan merasa betapa luar biasa seru nya bisa melihat. Sementara kita, seringkali justru ingin hidup seperti orang2 normal lainnya. Para magicians bilang, there always a price for a power. Dan tidak ada yang mengerti how much the price is, jika tidak mengalami sendiri. Aku berkata pada Tuhan, aku sangat ber

Bokap mau datang Bali. Aku sudah bersiap-siap jika seandainya terjadi keributan. Aku tidak yakin apakah dia akan berdamai dengan baik with mami atau engga. Aku juga lebih tidak yakin kalau dia tidak akan ribut dengan diriku sendiri :D Kalau dia mau mengalah, aku yakin semuanya pasti akan baik2 saja. Tapi bila tidak, percayalah, akan ricuh. Mungkin kecuali jika aku melempar 500 juta di depan dia. Aku bukan orang yang sulit mengalah. Sebaliknya, aku asik2 saja jika harus mengalah. Tapi aku paling ga bisa, jika aku sudah mengalah, dan orang yang kepadanya aku mengalah itu, ga mau tau bahwa aku sudah mengalah, lalu terus menerus ngotot. Aku pasti akan merasa bahwa mengalahku itu ga dianggap. Tapi aku juga tau bahwa sudah setengah tahun ini aku sangat keras ke bokap. Dan perginya bokap gw yang lain, membuat urusan per-bokap-an menjadi agak sensi di hatiku. Ditambah dengan fakta, bahwa bokap, bukan hanya bokap. Tapi dia juga suami mami, membuat aku agak luluh. Ku rasa aku

Sempat trauma dengan mata uang online. Dari jaman e-gold, liberty reserve, bahkan termasuk paypal. Karena alasan2 lebih kepada trauma pribadi, aku tidak mau melibatkan diri dalam bentuk apapun dengan bitcoin. Aku hanya belum mengerti algoritma di balik bitcoin itu. Ada satu dua mata rantai yang hilang yang belum bisa dijelaskan oleh semua pakar bitcoin. Meskipun sangat penasaran juga kenapa traders dunia beberapa terjun ke bitcoin, dan beberapa website investasi kredible dunia juga mengulas bitcoin. Sempat terbersit, apa aku yang sudah menjadi sangat bodoh dengan perkembangan teknologi ekonomi hingga tidak bisa melihat apa yang orang lain mampu lihat? Aku sudah membaca banyak artikel yang menjelaskan tentang bitcoin. Dan saking penasarannya, aku juga membeli sejumlah buku yang ditulis oleh para ahli ekonomi tentang bitcoin di amazon. Tapi tetap saja, satu dua mata rantai itu tidak ketemu. Ada yang tidak nyambung di pikiranku tentang urusan bitcoin ini. Tiba2 ngomongin

He:  You look so hepi. Kapan terakhir kali seperti ini? Gw: 2 years ago. He:  Kebahagiaan itu jarang bertahan lama. Gw: I believe in fairy tales :P He:  Lu sih kebanyakan nonton once upon a time =)) Gw: When all the characters of the fairy tales, trapped in a universe where they lost their happiness.. called: our world? =)) (dia mengangguk lalu tertawa) Gw: Kasi tau gw, kenapa cowok tidak mau menikah dengan cewek yang sudah punya anak? He:  Hmm. Maybe karena cowok tidak mengerti bahwa cinta lebih agung dari ego. Gw: Hahahaha.. cara menghibur yang pintar. He: Ada juga sih cowok yang seneng merit dengan cewek yang sudah punya anak dari cowok lain. Tipe cowok yang pengen punya anak, tapi takut ML =)) Gw: Apakah cowok seperti itu ada? He:  Yes. In a fairy tale ;) Gw: Sh*t! He:  Kenapa sih harus membandingkan diri dengan fairy tales? Lu sendiri tau it doesn't real. Gw: It's beautiful. Kenapa tidak boleh membandingkan diri dengan fairy tales? Getsemani juga bukanka

Mengampuni diri sendiri... Mengampuni peristiwa-peristiwa... Mengampuni semua orang... Adalah affirmasi yang terus ku ulang2 pada diri sendiri beberapa hari ini. Aku berharap affirmasi itu dapat memperbaiki hidupku, dan memberiku sedikit kebahagiaan. Sejak mulai pelayanan di usia belasan tahun, aku selalu diajari bahwa kebahagiaan itu berbeda dengan sukacita. Kebahagiaan itu berasal dari apa yang terjadi di luar kita, sedangkan sukacita itu adalah apa yang terjadi di dalam diri kita. Kebahagiaan itu adalah hal2 indah dan baik yang terjadi di luar diri kita, seperti apa yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita, atau bagaimana pandangan orang terhadap kita. Sedangkan sukacita adalah apa yang kita putuskan untuk kita miliki atau tidak kita miliki, yang terjadi di dalam diri kita. Sebagian orang rohani mengatakan, sukacita itu adalah apa yang Tuhan letakkan di dalam diri kita, sehingga kita bisa merasakan perasaan yang baik itu, tidak peduli apa yang sementara terjadi